Jurnal Refleksi Dwi Mingguan
Modul 2.2 Tentang Pembelajaran
Sosial-Emosional
Niasari Vebriani,
S.Pd.SD, M.Pd- CGP Angkatan 7 Kab Kudus
Melakukan
refleksi dan menuliskannya dalam Jurnal merupakan suatu kebutuhan bagi kami,
para Calon Guru Penggerak (CGP), setiap selesai mempelajari satu modul agar
dapat mengukur sejauh mana pemahaman kami terhadap modul tersebut. Pada Jurnal
Refleksi Modul 2.2, yaitu tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE), saya
menggunakan model Gaya Round Robin untuk memperkaya pengalaman dalam menulis.
Pada refleksi di modul-modul sebelumnya, saya telah menggunakan model 4F
(Facts, Feelings, Findings, Future).
Tanggal
23 Februari 2023 adalah waktu kita untuk berselancar di Modul 2.2 Pembeljaran
Sosial Emosional (PSE), yaitu mengenai hubungan kompetensi sosial dan emosional
dengan peran saya sebagai pendidik dan dengan pembelajaran murid. Pada
pembelajaran ini saya menguasai di antaranya definisi pembelajaran sosial dan
emosional, kompetensi sosial dan emosional, kesadaran penuh (mindfulness)
sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional serta implementasi
pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan sekolah.
Pembahasan
ini sejalan dengan peran pendidik yang disampaikan Ki Hajar Dewantara
yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar mereka
sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pemikiran tersebut mengingatkan
bahwa tugas seorang guru adalah menumbuhkan motivasi mereka agar mereka dapat
membangun perhatian yang berkualitas pada materi dengan merancang
pengalaman belajar yang mengundang dan bermakna.
Kesadaran
akan proses pendidikan yang dapat menuntun tumbuh kembang murid secara
holistik sudah menjadi perhatian para pakar pendidikan sejak lama. Kesadaran
ini berawal dari teori kecerdasan Emosi Daniel Goleman, dikembangkanlah CASEL
(Collaborative for Academic, Socual and Emotional Learning) pada tahun
1995 sebagai konsep Pembelajaran Sosial Emosional (PSE). Konsep PSE berdasarkan
kerangka CASEL tersebut dikembangkan Daniel Goleman bersama sekelompok
pendidik, peneliti, dan pendamping anak.
Dengan
mencermati diagram diatas kita semakin memahami pentingnya PSE dalam
peningkatan kompetensi sosial dan emosional. Terciptanya lingkungan belajar
yang lebih positif, peningkatan sikap positif dan toleransi siswa
terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah. PSE memberikan kekuatan
bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka diluar
akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (Well-Being) secara optimal. Kerangka
pembelajaran Sosial-Emosional berbasis kesadaran penuh dalam mewujudkan
kesejahteraan psikologis (well-being) yang diadaptasi dari pramida
K-For-Catanese (dalam Hawkins 2017). Penerapan PSE berbasis kesadaran penuh
secara terhubung, terkoordinasi,aktif,fokus, dan eksplisit dapat mendukung
terwujudnya well-being ekosistem sekolah.
Praktek
kesadaran penuh pada prinsipnya merupakan segala aktivitas yang dilakukan
secara sadar. Apapun bentuk aktivitasnya yang ditekankan adalah perhatian yang
diberikan saat melakukan aktifitas tersebut. Praktik kesadaran penuh yang
paling sederhana adalah melatih dan menyadari napas, salah satunya adalah
Teknik STOP. Teknik ini dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa
membutuhkan peralatan.
Noble
dan McGrath (2016) menyebutkan bahwa Well-being murid yang optimal
adalah kesadaran emosinal yang berkelanjutan (relatif stabil) yang
ditandai dengan sikap dan suasana hati yang secara umum
positif dengan sesama murid, guru, resiliensi, optimalisasi diri
dan tingkat kepuasan diri yang tinggi berkaitan
dengan pengalaman belajar mereka di sekolah.
PSE
adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas
sekolah. Proses ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh
dan menerapkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial
dan emosional agar dapat:
1. Memahami,
menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran Penuh)
2. Menetapkan
dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
3. Merasakan
dan menunjukkan empati kepda orang lain ( Kesadaran sosial)
4. Membangun
dan mempertahankan hubungan yang positif (Ketrampilan berelasi)
5. Membuat
keputusan yang bertanggungjawab (pengambilan keputusan yang bertanggungjawab)
Adapun
implementasi pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan sekolah dapat diberikan
melalui :
1. pengajaran
eksplisit
2. integrasi
dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik
3. menciptakan
iklim kelas dan budaya sekolah
4. penguatan
kompetensi sosial dan emosional Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di
sekolah
Sedangkan
5 kompetensi sosial dan emosional yang harus dikuasai, baik oleh PTK maupun
murid adalah :
1. kesadaran
diri
2. manajemen
diri
3. kesadaran
sosial
4. keterampilan
berelasi
5. pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab
Saya
merasa bisa menguasai konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional ini karena saya
dan teman-teman CGP memulai perjalanan di modul ini dengan melakukan refleksi
pengalaman kami masing-masing terkait kompetensi sosial dan emosional.
Dilanjutkan dengan mengeksplor konsep pada tanggal 24 dan 27 Februari 2023, di
mana CGP mempelajari konsep pembelajaran sosial dan emosional dengan kerangka
kerja CASEL dan implementasinya.
Pada
tanggal 28 Februari 2023 diberikan waktu untuk berdiskusi dalam kelompok Tanggal
01 Maret 2023, CGP dan
mempresentasikannya dalam Ruang Kolaborasi Sesi 1 . Di tahap ini, CGP
berdiskusi tentang contoh ide penerapan 5 kompetensi sosial dan emosional bagi
murid dan rekan-rekan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, kami
membahas tingkat SD. Diskusi berlangsung seru dan mengasikkan. Masing-masing
CGP mengutarakan ide-ide yang bisa diterapkan di kelas dan sekolah hingga tanpa
terasa waktu yang diberikan oleh fasilitator, Ibu Yusti Marleani, terasa
kurang. Akhirnya saya dan teman-teman melanjutkan diskusi di luar Ruang
Kolaborasi. Hal inilah yang membuat pemahaman saya terhadap pembelajaran sosial
dan emosional.
Setelah
mendapat penguatan dari sesama CGP dan fasilitator di Ruang Kolaborasi, tugas
selanjutnya adalah mendemonstrasikan pemahaman pada tanggal 02-03 Maret 2023 dalam
bentuk Demonstrasi Kontekstual tentang penerapan kompetensi sosial dan
emosional (KSE) dalam pembelajaran melalui 4 indikator. Saya mendapat tugas
membuat RPP/modul ajar dengan memasukkan minimal 2 KSE yang akan
diimplementasikan dalam pembelajaran. Untuk memenuhi tugas ini saya mengunggah
RPP kelas IV semester 2, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial.
Penguatan
materi kembali saya dapatkan dalam sesi Elaborasi Pemahaman yang diberikan oleh
instruktur pada tangga 06-07 Maret 2023. Dalam
kegiatan ini CGP dapat menumbuh kembangkan pemahaman tentang implementasi
pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan komunitas.
Dilanjutkan
dengan membuat koneksi antar materi agar CGP dapat mengungkapkan pengalaman dan
pemahaman sebelum dan sesudah mempelajari modul 2.2, serta mengaitkannya dengan
materi yang terdapat dalam modul-modul sebelumnya, selanjutnya ditutup dengan
aksi Nyata dari materi PSE.
Terima
kasih
Salam
dan bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar