KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.2
CGP ANGKATAN 7 - KABUPATEN KUDUS
OLEH : NIASARI VEBRIANI, S.Pd.SD, M.Pd.
Keterkaitan antar materi sebagai
bentuk penguasaan pemahaman penulis terhadap materi yang telah dipelajari
dengan mengaitkan materi awal sampai dengan materi saat ini modul 2.2.
Penyampaian keterkaitan materi itu menandakan sejauh mana penguasaan dan
pemahaman terhadap materi tersebut, yaitu:
o Modul 1.2 Pembelajaran Sosial
Emosional dengan Filosofi Pendidikan KHD
Dari filosofi pendidikan KHD – Guru sebagai Pamong, guru membutuhkan pemahaman
dan penguasaan terhadap KSE yang matang. Mampu menciptakan ekosistem sekolah
yang mendorong pertumbuhan budi pekerti selain aspek intelektual. Harus paham
benar dengan situasi lahir batin dirinya sendiri dan muridnya. Murid diajak
untuk menyadari, melihat, mendengarkan, merasakan, mengalami pengalaman belajar
yang dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai
aspek sosial dan emosionalnya
o Modul 1.2 Pembelajaran Sosial
Emosional dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak
Guru dapat menumbuhkan nilai dan peran pada guru dan murid dalam pengelolaan
emosi sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada murid
serta peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong
kolaborasi dapat tercapai dan berjalan seimbang.
o Modul 1.3 Pembelajaran Sosial
Emosional dengan Visi Guru Penggerak
Guru dapat mewujudkan visi yang diharapkan dengan melakukan prakarsa perubahan
dengan memberikan pembelajaran kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran
sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
sehingga diharapkan dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
o Modul 1.4 Pembelajaran Sosial
Emosional dengan Budaya Positif
Guru dan murid dapat mengenali dan memahami emosi masing-masing sehingga mampu
mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan
nyaman yang berpengaruh dalam penerapan budaya positif baik berupa disiplin
positif maupun keyakinan kelas dengan sebaik mungkin sesuai dengan kesadaran
diri dan manajemen diri.
o Modul 2.1 Pembelajaran Sosial
Emosional dengan Pembelajaran Berdiferensiasi
Guru dapat melakukan pembelajaran dengan mengidentifikasi perasaan dan emosi.
Hal ini sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi yang memetakan kebutuhan
murid diantaranya kesiapan murid, minat, dan profil belajar murid dengan
menggunakan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk, sehingga
pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan murid agar pembelajaran
semakin menyenangkan dan dapat mewujudkan merdeka belajar.
Sebelum mempelajari modul 2.2,
penulis berpikir bahwa kompetensi sosial dan emosional akan terbentuk dengan tersendirinya
bersamaan dengan pembelajaran di kelas sehingga penulis hanya fokus pada proses
penyampaian materi (kognitif) sesuai dengan kurikulum.
Setelah mempelajari modul ini,
ternyata penulis menyadari bahwa pembelajaran sosial emosional juga penting untuk diterapkan di sekolah
karena mengabaikan pengembangan ketrampilan sosial dan emosional akan membawa
dampak buruk secara akademik dan murid yang berkembang secara sosial dan
emosional bersamaan dengan berkembangnya secara akademik.
Berkaitan dengan kebutuhan belajar
dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di
sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan
psikologis (well-being), 3 (tiga) hal mendasar dan penting yang penulis
pelajari adalah,
o Peningkatan 5 (lima) kompetensi
sosial emosional, yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.
o Kesadaran penuh (mindfulness) sebagai
dasar penguatan 5 (lima) kompetensi sosial dan emosional.
o Penerapan PSE berbasis kesadaran
penuh yang terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus dan eksplisit dapat mendukung
terwujudnya well-being ekosistem sekolah.
Berkaitan dengan tiga hal mendasar di
atas, perubahan yang penulis terapkan di kelas dan sekolah bagi murid-murid:
o Pengajaran eksplisit, yaitu dengan
melakukan pengajaran eksplisit sebagai implementasi PSE ke pengajaran eksplisit
memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten dalam menumbuhkan, melatih
dan berefleksi tentang 5 KSE dengan cara yang sesuai dan terbuka dengan ragam
budaya.
o Pembelajaran akademik terintegrasi
KSE, yaitu dengan mengintegrasikan KSE ke dalam konten pembelajaran dan
strategi pembelajaran pada materi akademik, seni, musik, dan pendidikan
jasmani.
o Keterlibatan murid, yaitu mengajak
warga sekolah menghormati dan meningkatkan persepektif dan pengalaman murid
dengan melibatkan murid sebagai pemimpin, pemecah masalah, dan pembuat
keputusan.
Perubahan yang penulis terapkan di
kelas dan sekolah bagi rekan sejawat:
o Menjadi teladan, yaitu menerapkan KSE
dalam peran dan tugas, menciptakan budaya saling memberi apresiasi, dan
menumbuhkan rasa peduli dengan teman sejawat.
o Belajar, yaitu membiasakan melakukan
refleksi KSE pribadi, berkolaborasi antar rekan sejawat, mengembangkan pola
pikir bertumbuh, memahami tahapan perkembangan murid, meluangkan waktu untuk
berintropeksi (self-care) dan mengagendakan sesi berbagi praktik baik.
o Berkolaborasi, yaitu membuat
kesepakatan bersama-sama, membuat komunitas belajar profesional, membuat sistem
mentoring rekan sejawat, dan mengintegrasikan KSE dalam pelaksanaan rapat guru.
Akhirnya, peran kita sebagai pendidik
adalah tugas mulia sekaligus membutuhkan keuletan dan kesabaran. Mari terus
belajar, berefleksi, bertumbuh, berbagi, dan berkolaborasi untuk menjadi lebih
baik bagi murid-murid kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar